Postingan ini bisa jadi juga akan disalah kaprah selayaknya judulnya. namun tidak masalah, kadang memang tujuannya agar disalah kaprah, agar mendapatkan dua sisi yang berbeda, dengan begitu jumlah yang melihat juga akan lebih banyak, bertumpu di kedua sisi.
Namun firasat ini muncul dari sebuah postingan youtube saya yang berisi tentang kejadian pada acara pengajian dan selawatan yang menghadirkan Gus Iqdam di Desa Doplang, Kecamatan Jati, Blora, Jawa Tengah, yang harusnya digelar pada Minggu (15/12/2024) malam terpaksa batal. Hujan deras membuat atap panggung roboh. Bersyukur tidak ada korban jiwa atau luka dalam insiden ini. Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, S.IP., M.Si, minta maaf kepada publik.
Awalnya saya berpikir bahwa video ini akan ramai, karena fans dari gus Iqdam kan banyak. Namun ternyata tidak ada gading yang tak retak kecuali di poles. ada saja orang yang memiliki sudut pandang berbeda, beberapa komentar seperti bernada berbeda, seakan kejadian ini adalah sebuah peringatan / kutukan dalam bahasa jawa disebut “kualat”.
Tisik telisik ternyata beberapa orang yang berkomentar beda ini disebabkan oleh perbedaan pandangan mereka dengan Gus Iqdam mengenai masalah “nasab Ba’alawi”. eng ing eng… ternyata oh ternyata…
yah begitulah yah….
permusuhan akan selalu menghasilkan perbedaan dan perbedaan akan menghasilkan permusuhan, sebuah lingkaran panas yang makin lama akan membara dan menyala kecuali jika roda ini dipaksa berhenti untuk berputar.
dari sisi saya sebagai konten kreator tentu hal tersebut bukan masalah, toh dia yang membenci akan melihat, dan dia yang suka juga akan melihat, jika semua orang melihat, saya pasti terlihat senang, jadi kita semua senang.
tetap apa hubungannya dengan salah kaprah ?? keFANATIKan kepada suatu hal, memaksa apa yang diketahui (ilmu) tersebut harus mengikuti hal yang difanatiki. SOLUSINYA adalah dengan seharusnya mari kita berpikir terbuka.
link video Panggung Gus IQDAM ambruk yang saya maksud adalah
artikeel bagus